Jumat, 22 Agustus 2014

PENGKAJIAN MULTIDIMENSIONAL

BAB I
PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang
Professional kesehatan lebih banyak meluangkan waktu dengan lansia dalam perawatan kesehatan, karena itu mereka harus berfokus untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan khususnya.Lansia memerlukan bantuan yang lebih besar dalam identifikasi, definisi, dan resolusi masalah yang mempengaruhi mereka.Insiden masalah kesehatan kronis yang lebih besar, kemajuan teknologi dan masalah ekonomi, social, dan kesehatan kontemporer masa kini mendorong professional perawatan kesehatan berfokus pada peningkatan harapan dan kualitas hidup.

1.2Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana caraPengkajian multidimensional yang meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi tubuh, dan situasi social.













BAB 2
TINJAUAN TEORI


2.1 Definisi
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 dan 75 tahun. Jumlah kelompok usia ini meningkat drastic dan ahli demografi memperhitungkan peningkatan populasi lansia sehat terus menigkat sampai abad selanjutnya (Potter & Perry, 2005).
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat (Ismayadi, 2004).
Menurut Constantinidies menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan fungsi formalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut organisasi dunia (WHO) lanjut usia meliputi usia pertengahan (middleage) adalah kelompok usia 45-59 tahun, Usia lanjut (elderly) adalah kelompok usia 60-74 tahun, Usia lanjut (old) adalah kelompok usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun.
Asuhan keperawatan lansia mengahadapi tantangan khusus karena perbedaan fisiologis, kognitif, dan kesehatan psikososial. Lansia bervariasi pada tingkat kemampuan fungsional. Mayoritas merupakan anggota komunitas yang aktif, terlibat, dan produktif.Hanya sedikit yang telah kehilangan kemampuan untuk merawat diri sendiri, bingung atau merusak diri, dan tidak mampu mebuat keputusan yang berkaitan dengan kebutuhan mereka.
a) Kebutuhan Hidup Orang Lanjut Usia
Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup orang lanjut usia antara lain kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang sehat dan kondisi rumah yang tentram dan aman, kebutuhan-kebutuhan sosial seperti bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia, sehingga mereka mempunyai banyak teman yang dapat diajak berkomunikasi, membagi pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik. Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri. Kebutuhan tersebut sejalan dengan pendapat Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia meliputi :
1) Kebutuhan fisik (physiological needs) adalah kebutuhan fisik atau biologis seperti pangan, sandang, papan, seks dan sebagainya.
2) Kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan akan rasa keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya.
3) Kebutuhan sosial (social needs) adalah kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain melalui paguyuban, organisasi profesi, kesenian, olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya
4) Kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah kebutuhan akan harga diri untuk diakui akan keberadaannya, dan
5) Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) adalah kebutuhan untuk mengungkapkan kemampuan fisik, rohani maupun daya pikir berdasar pengalamannya masing-masing, bersemangat untuk hidup, dan berperan dalam kehidupan. Sejak awal kehidupan sampai berusia lanjut setiap orang memiliki kebutuhan psikologis dasar (Setiati,2000). Kebutuhan tersebut diantaranya orang lanjut usia membutuhkan rasa nyaman bagi dirinya sendiri, serta rasa nyaman terhadap lingkungan yang ada. Tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut tergantung pada diri orang lanjut usia, keluarga dan lingkungannya. Jika kebutuhankebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan orang lanjut usia yang akan menurunkan kemandiriannya (Ismayadi, 2004).
b) Teori – teori Proses Menua
Sebenarnya secara individual
1) Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda
2) Masing – masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda
3) Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses menua

2.2 Perubahan – perubahan yang terjadi pada Lanjut Usia
Perubahan – perubahan fisik
1. Sel
a. Lebih sedikit jumlahnya
b. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan kurangnya cairan intramuskuler
c. Menurunnya porposi protein di otak, otot,ginjal, darah dan hati
d. Terganggunya mekanisme perbaikan sel
e. Otak menjadi atropis beratnya berkurang 5-10%
2. Sistem pernafasan
a. Cepat menurunnya persarafan
b. Lambannya dalam respon dan waktu untuk bereaksi khususnya dengan stres.
c. Mengecilnya saraf panca indra: berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan rasa,. Lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
d. Kurangnya sensitif pada sentuhan

3. Sistem Pendengaran
a. Prebiakusis ( gangguan dalam pendengaran ), hilangnya kemampuan atau daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi dan atau nada – nada tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata, 50% terjadi pada usia diatas 65 tahun.
b. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis
c. Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkanya kreatin
d. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres
4. Sistem penglihatan
a. Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
b. Kornea lebih berbentuk sferis atau bola, lensa lebih suram atau kekeruhan pada lensa menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan
c. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
d. Hilangnya daya akomodasi, menurunya lapang pandang, menurunnya membedakan warna biru atau hijau.
5. Sistem kardiovaskuler
a. Elastisitas dinding vaskuler menurun,katup jantung menebal dan menjadi kaku.
b. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, menyebabkan kontraksi dan volumenya.
c. Kehilangan elestisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk, atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak).
d. Tekanan darah meningkat diakibatkan meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer, sistolik normal kurang lebih 170 mmHg, diastolik normal kurang lebih 90 mmHg
6. Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada pengaturan tuhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai termostat, yaitu menetapkan suhu teratur, kemunduran terjadi akibat berbagai faktor yang mempengaruhinya yang sering ditemui antara lain:
a. Temperatur tubuh menurun atau hipotermi secara fisiologis kurang lebih 35 derajat celcius ini akibat metabolisme menurun.
b. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.
7. Sistem Respirasi
a. Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya aktifitas silia
b. Paru – paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman bernafas menurun.
c. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
d. Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, karbodioksida pada arteri tidak berganti
e. Kemampuan untuk batuk berkurang
f. Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.
8. Sistem gastrointestinal
a. Kehilangan gigi penyebab utama adanya periondontal disease
b. Indra pengecap menurun dan esofagus melebar
c. Lambung : rasa lapar menurun asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun
d. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
e. Liver : makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah
f. Menciutnya ovari dan uterus
g. Atropi payudara
h. Pada laki – laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur – angsur.
i. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun
j. Selaut lendir menurun
9. Sistem Genitourinaria
Ginjal: mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50% fungsi tubulus berkurang.
a. Vesika urinaria : otot – otot menjadi lemah, kapasitas menurun sampai 200ml, atau dapat menyebabkan buang air kecil meningkat, vasikaurinaria susah dikosongkan sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin.
b. Pembesaran prostat kurang lebih 75 % dialami oleh pria diatas 65 % tahun
c. Atrofi vulva
10. Sistem Endokrin
a. Produksi dari hampir semua hormon menurun.
b. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
c. Pitutari: pertumbuhan hormon ada terapi lebih rendah dan hanya didalam pembuluh darah,berkurangnya produksi dari ACT,TSH,FSH dan LH.
d. Menurunnya aktifitas tiroid menurunnya BMR dan daya pertukaran zat
e. Menurunnya produksi aldosteron
f. Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen dan testosteron
11. Sistem kulit
a. Kulit keriput atau mengkerut
b. Permukaan kulit kasar dan bersisik
c. Menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun.
d. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
e. Rambut dan hidung dan telinga menebal.
f. Berkurangnya elastisitas kulit akibat dari menurunnya cairan dan vaskularitas
g. Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.
h. Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
12. Sistem muskoloskeletal
a. Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh
b. Kiposis, pinggang lutut dan jari –jari pergelangan terbatas geraknya.
c. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek.
d. Persendian membesar dan kaku
e. Tendon mengerut dan mengalami sklerosis
f. Atropi serabut otot, sehingga gerak menjadi lambat, otot kram dan tremor.

2.3 Pengkajian
Pengkajian multidimensional meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi tubuh, dan situasi social. Pengkajian yang difokuskan pada pengkajian unutk etiologi fisiologis, psikologis, dan lingkungan dari kondisi gangguan mental pada lanjut usia yag dirawat (Kushariyadi, 2010).
2.3.1 Fisiologis
Penyakit serebral primer
1) Factor nonstructural
a. Insufisiensi vascular : serangan inskemik sementara, cedera serebro vaskuler, thrombosis.
b. Infeksi system saraf pusat : meningitis akut dan kronis, neurosifilis, abses otak.
2) Factor structural
a. Trauma :hematoma structural, gegar otak, kontusio, hemoragi, intrakarnial.
b. Tumor : primer dan metastatic
c. Hidrosefalus tekanan normal


Penyakti ekstrakarnial
1. Abnormalitas kardiovaskuler
a. Penurunan curah jantung : infak miokard, aritmia, gagal jantung kongestif, syok kardiogenik
b. Perubahan tahanan vaskuler perifer : status peningkatan atau penurunan
c. Sumbatan vaskuler : koagulopati intravascular diseminata, emboli
2. Abnormalitas pulmonare
a. Ketidakadekuatan pertukaran udara : penyakit paru
b. Infeksi : pneumonia
3. Proses infeksi sistemik akut dan kronis
a. Virus
b. Bakteri : endocarditis, pielonefritis, sistitis, mikotik
4. Gangguan metabolic
a. Abnormalitas elektrolit : hiperkalsemia, hiponatremia, hypernatremia, hypokalemia, hyperkalemia, hipokloremia, hiperkloremia, hiperfosfatemia
b. Asidosis atau alkalosis
c. Hipoglikemia dan hiperglikemia
d. Gagal ginjal akut dan kronis
e. Penurunan volume : hemoragi, ketidakadekuatan masukan cairan, diuretic
f. Kegagalan hepatic
g. Porfiria
5. Intoksikasi obat : penyalahgunaan zat dan terapeutik
a. Penyalahgunaan obat yang diresepkan
b. Efek samping obat terapeutik
c. Interaksi obat
d. Ketidaktepatan penggunaan obat yang dijual bebas
e. Penyerapan logam berat dan racun industry

6. Gangguan endokrin
a. Hipotiroidisme dan hipertiroidisme
b. Diabetes mellitus
c. Hipopituitarisme
d. Hipoparatiroidisme, hiperparatiroidisme
7. Defisiensi nutrisi
a. Vitamin B
b. Vitamin C
c. Protein
8. Stress fisiologis : nyeri, pembedahan
9. Perubahan regulasi suhu : hipotermia dan hipertermia
10. Abnormalitas fisiologis yang tidak diketahui : pseudodelirium
2.3.2 Psikologis
Stress emosional berat (kondisi pascaoperasi, penempatan kembali, perawatan dirumah sakit), depresi, ansietas, nyeri (akut dan kronis), kelelahan, berduka, deficit sensori persepsi (perubahan fungsi rasa), mania, paranoid, dan gangguan situasional.
2.3.3 Lingkungan
1. Lingkungan yang saling menimbulkan berkurangnya arti lingkungan.
2. Deprivasi sensoria tau lingkungan yang membosankan menimbulkan berkurangnya arti lingkungan
3. Sensori yang berlebihan
4. Imobilisasi : terapeutik, fisik, farmakologis
5. Deprivasi tidur
6. Berkurangnya pokok referensi temporospasial

2.4 Pengkajian perawatan pada gangguan neurologis
A.Riwayat
Riwayat keluarga tentang penyakit neurologis (penyakit alzheimer’s demensia multiinfak, penyakiit huntington’s, penyakit parkinson’s). Gejala-gejalanya adalah sebagai berikut
1) Perubahan pada bicara dan komunikasi
2) Perubahan pada pola tidur
3) Perubahan pada status mental (orientasi, membuat rasional, penilaian, kognisi, halusinasi)
4) Perubahan pada status emosi (depresi, ansietas, bermusuhan)
5) Perubahan kepribadian
6) Kehilangan keseimbangan
B. Pengkajian fisik
1) Tingkat kesadaran
2) Pemeriksaan status mental
3) Bicara dan bahasa (disartria, disfagia)
4) Saraf karnial
5) Cara jalan, keseimbangan, koordinasi, tremor
6) Refleks-reflek :
a) Refleks kornea, refleks babinski
b) Derajat refleks :
0 : tak ada refleks
1 : refleks menurun
2 : refleks normal
3 : refleks meningkat
4: refleks spastisitas
7) Sistem sensori
8) Pengkajian fungsional
2.4.1 Penyesuaian Pengkajian Keperawatan Pada Lanjut Usia
Hal yang dipertimbangkan dalam persiapan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Ruangan yang adekuat, jika klien menggunakan alat bantu mobilisasi
2. Sebisingan dan distraksi minimum, seperti televisi, radio, dan aktivitas lainnya
3. Suhu cukup hangat, nyaman dengan tanpa aliran udara
4. Peningkatan penerangan : hindari cahaya langsung atau terlokalisasi
5. Tidak ada permukaan yang sangat mengkilat seperti lantai, dinding atap atau perabotan
6. Posisi dudukyang nyaman memudahkan pertukaran informasi
7. Dekat dengan kamar mandi
8. Tersedianya air/minuman yang disukai
9. Tempat untuk mengumpulkan baju dan barang-barang yang dimilikinya
10. Privasi yang mutlak
11. Perencanaan pengkajian dilakukan sesuai tingkat energi, langkah-langkah dan kemampuan adaptasi lanjut usia
12. Bersikap sabar, relaka, dan tidak tergesa-gesa
13. Berikan klien banyak waktu untuk berespons terhadap pertanyaan dan petunjuk
14. Memaksimalkan penggunaan diam dalam waktu yang lebih untuk berpikir sebelum berespons
15. Waspadai tanda keletihan seperti mengeluh, menyeringai, peka,bersadar ke objek, kepala dan bahu terkulai,serta kelembanan progresif
16. Lakukan pengkajian selama puncak energi klien, biasanya pada pagi hari.
Selama pengkajian, perawat memberikan lingkungan yang memberikan kesempatan pada lansia usia untuk mendemonstrasikan kemampuannya. Kegagalan melakukan sesuatu mengakibatkan kesimpulan yang tidak tepat tentang kemampuan fungsi klien, yang menimbulkan ketidaktepatan perawatan dan tindakan. Berikut hal yang harus diperhatikan untuk mendapatkan pengkajian maksimal.
1. Kaji lebih dari satu kali dan pada waktu yang berbeda setiap hari
2. Ukur penampilan dalam kondisi yang paling menyenangkan
3. Ambil keuntungan dari kesempatan yang mendatangkan aset dan kemampuan, misalnya pengumpulan data pada waktu berdandan dan saat makan.
4. Yakinkan bahwa alat bantu sensori sensitif (kacamata, alat bantu dengar) dan alat mobilitas (tongkat, walker) tersedia serta berfungsi dengan tepat
5. Wawancarai keluarga, teman, dan orang terdekat yang terlibat dalam perawatan klien untuk memvalidasi pengkajian
6. Gunakan bahasa tubuh, sentuhan, kontak mata, dan berbicara untuk meningkatkan tingkat partisipasi maksimum klien
7. Sadari keadaan dan perhatian emosional klien, misalnya takut ansietas, dan bosan dapat menimbulkan kesimpulan pengkajian yang tidak akurat mengenai kemampuan fungsional.
2.5 Pengkajian Status Fungsional
Merupakan pengukuran kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri.Penentuan kemandirian fungsional dilakukan untuk mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien serta menciptakan pemilihan intervensi yang tepat.Disamping berhubungan dengan diagnosis medis, status fungsional berhubungan dengan perawatan kebutuhan klien, risiko intitusionalisasi, dan mortalitas.
Indeks Katz
Indeks katz dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL) (katz et al, 1963) merupakan alat yang digunakan untuk menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lanjut usia dan penyakit kronis. Katz indeks meliputi keadekuatan pelaksanaan dalam 6 fungsi seperti mandi, berpakaian, toileting, berpindah, kontinen, dan makan.Selain itu juga berguna untuk mengambarkan tingkat fungsional klien (madiri atau tergantung) dan secara objektif mengukur objek tindakan yang diharapkan untuk menperbaiki fungsi.
Definisi khusus dari kemandirian fungsional dan tergantung tampak pada indeks
A. Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi.
B. Kemandirian dalam semua hal, kecuali satu dari fungsi tersebut.
C. Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan.
D. Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan.
E. Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
F. Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan.
G. Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
Lain-lain : Tergantung pada sedikit nya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai C,D,E atau F.

Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan pribadi aktif, kecuali secara spesifik diperlihatkan dibawah ini.Di dasarkan pada status actual, bukan pada kemampuan.Individu yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu.
Mandi (spon, pancuran, atau bak)
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian tubuh (seperti punggung/ekstermitas yang tidak mampu )/ mandi sendiri sepenuhnya.
Tergantung :
Bantuan lebih dari satu bagian tubuh, bantuan diberikan saat masuk dan keluar dari bak mandi tidak mandi sendiri.
Berpakaian
Mandiri :
Mengambil baju dari kloset dan laci (berpakaian, melepaskan pakaian) mengikat (mengatur pengikat, melepas ikatan sepatu)
Tergantungan :
Tidak memakai baju sendiri/sebagian masih tidak menggunakan pakaian.


Ke kamar kecil
Mandiri :
Ke kamar kecil (masuk dan keluar dari kamar kecil), merapikan baju, membersihkan organ ekskresi (dapat mengatur bedpan sendiri yang digunakan hanya malam hari dan dapat/tidak dapat menggunakan dukungan mekanis).
Tergantung :
Menggunkan bedpan atau menerima bantuan saat masuk dan mengguakan toilet.
Berpindah
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur secara mandiri serta berpindah duduk dan bangkit dari kursi secara mandiri (dapat/tidak dapat menggunakan dukungan mekanis).
Tergantung :
Bantuan dalam berpindah naik / turun dari tempat tidur dan/ atau kursi (tidak melakukan satu atau lebih perpindahan).
Kontinen
Mandiri :
Berkemih atau defekasi dikontrol sendiri.
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total pada perkemihan/defekasi (control total atau parsial dengan enema, kateter, atau penggunaan urinal/bedpen teratur).
Makan
Mandiri :
Mengambil makan dari piring/ ketepatan memasukan kemulut (memotong daging, dan menyiapkan makanan, seperti mengolesi roti dengan mentega, tidak dimasukan dalam evaluasi).
Tergantung :
Bantuan dalam hal makan, tidak makan sama sekali/ makan per parental.

Bentuk Evaluasi
Nama :
Tanggal Evaluasi :

Untuk setiap area fungsi yang ada dibawah ini, periksa deskripsi yang diterapkan. (kata “bantuan” berarti pengawasan, pengarahan pada bantuan pribadi).
Mandi : mandi spon, pancuran, atau bak
a) Tidak menerima bantuan (masuk dan keluar bak mandi sendiri jika mandi dengan bak menjadi suatu kebiasaan).
b) Menerima bantuan untuk mandi hanya satu bagian tubuh (seperti punggung/ kaki).
c) Menerima bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh (atau tidak dimandikan.)
Berpakaian : mengambil pakaian dari kloset dan laci termasuk pakaian luar, dan menggunakan pengikat.
a) Mengambil dan memakai baju dengan lengkap tanpa bantuan
b) Mengambil dan memakai baju dengan lengkap tanpa bantuan, kecuali bantuan mengikat sepatu.
c) Menerima bantuan dalam memakai baju atau membiarkan sebagian tetap tidak berpakaian.
Ke kamar kecil : pergi ke “kamar kecil” untuk defekasi dan berkemih (membersihkan diri setelah eliminasi dan merapikan baju).
a) Pergi ke kamar kecil membersihkan diri dan merapikan baju tanpa bantuan (dapat menggunakan tongkat, walker, atau kursi roda, dapat mengatur bedpen malam hari pengosongan pada pagi hari)
b) Menerima bantuan ke kamar kecil, membersih kan diri atau dalam merapikan pakaian setelah eliminasi atau menggunakan bedpen pada malam hari.
c) Tidak ke kamar mandi untuk proses eliminasi.
Berpindah
a) Berpindah ke dan dari tempat tidur seperti berpindah ke dan dari kursi tanpa bantuan (menggunakan alat seperti tempat atau alat bantu jalan)
b) Berpindah ked an dari tempat tidur atau kursi dengan bantuan.
c) Bergerak naik/turun tempat tidur dengan bantuan
d) Naik turun dari tempat tidur
Kontinen
a) Mengontrol perkemihan dan defekasi dengan komplit oleh diri sendiri
b) Kadang mengalami kecelakaan
c) Pengawasan mempertahankan control urine/ defekasi (kateter digunakan atau inkontinensia).
Makan
a) Makan sendiri tanpa bantuan
b) Makan sendiri kecuali mendapatkan bantuan dalam memotong daging atau mengolesi roti dengan mentega.
c) Menerima bantuan dalam makan atau makan sebagiab / sepenuhnya dengan menggunakan selang / cairan intravena.

2.6 Pengkajian status kognitif/afektif (status mental)
Pemeriksaan status mental memberikan sampel perilaku dan kemampuan mental dalam fungsi intelektual.Pemeriksaan singkat terstandardisasi digunakan untuk mendeteksi gangguan kognitif sehingga fungsi intelektual dapat diuji melalui satu/dua pertanyaan untuk masing-masing area. Saat instrument skrining mendeteksi terjadinya gangguan, pemeriksaan lebih lanjut kemudian akan dilakukan.
Pemeriksaan status mental lengkap mengarahkan pengkajian yang dilakukan pada tingkat kesadaran, perhatian, keterampilan berbahasa, ingatan interpretasi peribahasa, kemampuan menidentifikasi kemiripan (misalnya, “ bagaimana miripnya sebuah apel dengan sebuah jeruk?”, keterampilan menghitung dan menulis, serta kemampuan konstruksional ( menyalin gambar-gambar sulit ).
Pengujian status mental saat klien masuk perawatan/panti jompo berfungsi membangun dasar dan mengidentifikasi klien yang berisiko mengalami delirium. Penyebab fisiologis, psikologis, dan lingkungan dari kerusakan kognitif pada lanjut usia, disertai pandangan bahwa kerusakan mental adalah normal, proses berhubungan dengan usia sering menimbulkan pengkajian tidak lengkap terhadap masalah ini.
Komponen pemeriksaan status mental :
Tingkat kesadaran
Perhatian
Bahasa : Kefasihan, Pengertian, Pengulangan
Memori : Memori jangka pendek, memori jauh
Interpretasi peribahasa : Kemiripan, kalkulasi, penulisan, kemampuan konsitusional
Fungsi kognitif lebih tinggi yang diuji secara spesifik adalah simpangan informasi klien, kemampuan memberi alasan secara abstrak dan melakukan penghitungan.

Short portable mental status questionnaire (SPMSQ)
Digunakan untuk mendeteksi adanya tingkat kerusakan intelektual.Pengujian terdiri atas 10 pertanyaan yang berkenaan dengan orientasi, riwayat pribadi, memori dalam hubungannya dengan kemampuan perawatan diri, memori jauh, dan kemampuan matematis atau perhitungan.Metode penentuan skor sederhana meliputi tingkat fungsi intelektual di mana berfungsi membantu keputusan yang khusus mengenai kapasitas perawatan diri.
Instruksi :
Ajurkan pertanyaan 1-10 pada daftar, catat semua jawaban.Ajurkan pertanyaan 4A hanya jika klien tidak mempunyai telepon.Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.
1. Tanggal berapa hari ini ? (hari, tanggal, tahun)
2. Hari apa sekarang ?
3. Apa nama tempat ini ?




Fungsi kognitif lebih tinggi
Pengkajiannya :
Lobus frontal : Acungkan jari setiap kali pemeriksa mengepalkan tangan dan kepalkan tangan setiap kali pemeriksa mengacungkan jarinya
Lobus temporal : Dominan : pengetesan standar untuk kasus afasia (bicara spontan, pengulangan, pengertian menyeluruh, menulis dan menyebutkan nama objek yang diperkenalkan).
Nondominan : menginterprestasikan afek (menyatakan afek yang terlihat dalam foto wajah atau afek yang terkadang dalam suara pemeriksa).
Lobus parietal : Dominan : menyebutkan nama jari tangan, mengetahui sebelah kiri dan kanan, melakukan penghitungan di atas kertas, atau membaca
Nondominan : mengonstruksi ulang gambar batang-batang diagram yang dibuat oleh pemeriksa
Lobus oksipital : Mencocokan warna/objek bila tidak dapat menyebutkan namanya.

4. Berapa nomor telepon anda ?
4A. Dimana alamat anda?
(tanyakan hanya bila klien tidak memiliki telepon)
5. Berapa umur anda ?
6. Kapan anda lahir ?
7. Presiden Indonesia sekarang ?
8. Siapa presiden sebelumnya ?
9. Siapa nama kecil ibu anda?
10. Kurang 3 dari 20 dan terus kurangi 3 dari masing-masing hasil angkanya sampai habis
Jumlah kesalahan total

Dilengkapi oleh pewawancara
Tanggal :
Nama pasien :
Jenis kelamin :
Tahun pendidikan :
(SLTP,SMU, Sekolah Tinggi)
Suku :
Nama pewawancara :
Instruksi untuk melengkapi SPMSQ
Semua respons yang dinilai benar harus diberikan oleh subjek tanpa referensi kalender, surat kabar, sertifikat kelahiran, atau bantuan lain untuk mengingat.
Pertanyaan 1 : dinilai benar hanya pada waktu bulan, tanggal, dan tahun yang diberikan secara benar.
Pertanyaan 2 : penjelasan sendiri
Pertanyaan 3 : harus dinilai sebagai benar bila diberikan gambaran yang benar dari lokasi. ”rumah saya”, nama yang benar dari kota/daerah tempat tinggal, atau rumah sakit/institusi.
Pertanyaan 4 : harus dinilai sebagai benar bila nomor telepon benar dapat dipastikan, atau subjek dapat mengulangi yang sama pada bentuk pertanyaan yang lain.
Pertanyaan 5 : harus dinilai sebagai benar bila pertanyaan usia koresponden pada tanggal lahir
Pertanyaan 6 : harus dinilai sebagai benar hanya bila bulan, tanggal, dan tahun semua diberikan secara pasti.
Pertanyaan 7 : memerlukan hanya nama terakhir dari nama presiden
Pertanyaan 8 : memerlukan hanya nama terakhir presiden sebelumnya
Pertanyaan 9 : tidak perlu diperiksa. Dinilai sebagai benar jika diberikan pertama wanita ditambah dengan nama akhir dari nama-nama akhir subjek
Pertanyaan 10 : memerlukan seluruh seri yang harus dilakukan dengan benar supaya dinilai dengan benar. Adanya kesalahan pada seri atau ketidakinginan untuk menupayakan seri dinilai sebagai benar.
Kriteria Penilaian SPMSQ
Kesalahan 0-2 : fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 : kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7 : kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10: kerusakan intelektual berat
Bila dimaklumi jika terdapat lebih dari satu kesalahan, bila subjek hanya berpendidikan sekolah dasar.
Bila dimaklumi jika terdapat kurang dari satu kesalahan, bila subjek mempunyai pendidikan di atas sekolah menengah atas.

Mini-mental state exam (MMSE)
Menguji aspek kognitif dari fungsi mental : orientasi, registrasi, perhatian, dan kalkulasi, mengingat kembali, dan bahasa. Nilai paling tinggi adalah 30, dimana nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Dalam pengerjaan asli MMSE, lanjut usia nilai normal biasanya mendapatkan angka tengah 27,6. Klien dengan dimensia, depresi, dan gangguan kognitif membentuk angka 9,7,19 dan 25.Pemeriksaan MMSE mengukur berat kerusakan kognitif dan mendemostrasikan perubahan kognitif pada waktu dan dengan tindakan sehingga dapat berguna untuk mengkaji kemajuan klien berhubungan dengan intervensi.
Nilai maks :
5 orientasi (tahun, musim, tanggal, hari, bulan) apa sekarang ?
5 dimana kita (Negara bagian, wilayah, kota, rumah sakit, lantai)
3 registrasi : nama 3 objek : 1 detik untuk setiap nama, kemudian minta klien untuk mengulangu ketiga objek setelah anda menyebutkan nya. Beri 1 poin untuk setiap jawaban yang benar.Ulangi sampai klien mengerti ketiga objek tersebut.Jumlahkan percobaan dan catat percobaan.
5 perhatian dan kalkulasi :Mulai dari angka 100 dan dihitung mundur setiap kali 7 angka (hentikan setelah jawaban kelima). Atau sebagai alternative pengganti, eja eja kata “dunia” dari belakang kedepan.
3 mengingat :Meminta untuk mengulang nama ketiga objek yang telah disebutkan diatas. Berikan satu poin untuk setiap kebenaran.
2 bahasa :Perlihatkan sebatang pensil serta jam tangan, dan minta klien untuk menamai kedua objek tersebut.
1 ulangi hal berikut : “tak ada jika, dan atau tetapi”
3 ikuti perintah 3 langkah : “ambil secarik kertas dengan tangan kanan anda, lipat menjadi dua dan taruh di lantai”.
1 baca dan ikuti perintah ini (perlihatkan bahan-bahan tertulis): “tutup mata anda”.
1 tulis satu kalimat
1 menyalin gambar (polygon kompleks)





Nilai total :
Kaji tingkat kesadaran sepanjang kontinum:

Sadar mengantuk stupor koma

Instruksi Untuk Pemberian MMSE
Orientasi :
1. Tanya kan tanggal. Kamudian tanyakan bagian yang terabaikan, misalnya : “musim apa sekarang ini ?”
2. Tanyakan kembali : “apa nama rumah sakit ini ?” (kota, wilayah, dan lain-lain). Satu poin untuk setiap jawaban yang benar.
Registrasi :
Tanyakan klien jika anda menguji memorinya. Kemudian sebutkan nama tiga objek yang tidak berhubungan, dengan jelas dan lambat, sediakan satu detik untuk masing-masing. Setelah anda mengatakan ketiganya, minta klien untuk mengulanginya. Pengulangan pertama mentukan nilai (0-3) tetapi tetap mengatakan sampai ia dapat mengulang ketiganya, sampai 6 kali percobaan. Jika ia akhirnya akan mempelajari ketiganya, ingatan tidak dapat diuji secara berarti.
Perhatian dan kalkulasi :
Minta klien mulai dengan 100 dan hitung mundur dikurangi dengan 7. Hentikan setelah lima pengurangan (93,86,79,72,65). Nilai jumlah total pada jawaban yang benar. Jika klien tidak dapat atau tidak akan melakukan tugas ini minta pada nya untuk mengeja kata “dunia” dengan mundur. Nilai adalah jumlah huruf dalam susunan yang benar misalnya : ainud = 5, ainud = 3.
Mengingat :
Tanyakan klien jika ia dapat menyebutkan kembali tiga kata yang sebelumnya anda tanyakan padanya. Nilai 0-3.
Bahasa :
Penamaan : tunjukan pada klien jam tangan dan tanyakan pada nya “apa ini ?” ulangi untuk pensil . nilai 0-2.
Pengulangan : tanyakan pada klien untuk mengulangi kalimat yang anda sebutkan. Mungkinkan hanya satu kali percobaan.Nilai 0 atau 1.
Perintah 3 langkah : berikan klien secarik kertas kosong dan ulangi perintah. Nilai 1 pon untuk setiap bagian yang dikerajakan dengan benar.

Inventaris Depresi Beck (IDB)
Menurut gallager (1986) ; beck & beck (1972) inventaris depresi beck (IDB) berisikan pertanyaan berkenaan dengan 21 karakteristik depresi meliputi : alam perasaan, pesimisme, rasa kegagalan, kepuasan, rasa bersalah, rasa terhukum, kekecewaan, terhadap seseorang, kekerasan terhadap diri sendiri, keinginan untuk menghukum diri sendiri, keinginan untuk menangis, mudah tersinggung, menarik diri dari kehidupan sosial, ketidak mampuan membuat keputusan, gambaran tubuh, fungsi dalam pekerjaan, gangguan tidur, kelelahan, gangguan selera makan, kehilangan berat badan, pelepasan jabatan sehubungan dengan pekerjaan, dan hilang nya libido.
Menurut beck & beck ( 1972) IDB berisikan 13 hal tentang gejala dan sikap yang berhubungan dengan depresi. Setap hal direntang menggunakan skala 4 poins untuk menandakan intensitas gejala.Alat mudah dinilai dan dapat dilakukan sendiri atau diberikan perawat dalam 5 menit.Penilaian dengan cepat membantu dalam memperkirakan beratnya depresi.
Instruksi : ini merupakan kuesioner, sedangkan kuesioner adalah kelompok pernyataan. Silahkan baca seluruh kelompok pernyataan dalam setiap kategori, lalu pilih salah satu pernyataan. Waktu yang paling tepat untuk menggambarkan bagaimana anda merasakan yaitu sekarang juga! Putar angka disamping pernyataan yang telah anda pilih. Jika beberapa pernyataan dalam kelompok tampak sama baiknya, putar masing-masing satu.
Yakin kan untuk membaca semua pernyataan pada setiap kelompok sebelum membuat pilihan anda.
A. Kesedihan
1. Saya sangat sedih /tidak bahagia dimana saya tidak dapat menghadapinya.
2. Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1. Saya merasa sedih atau galau
0. Saya tidak merasa sedih.
B. Pesimisme
3. Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik.
2. Saya merasa tidak mempunyai apa-apa
1. Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0. Saya tdak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan.
C. Rasa kegagalan
3. Saya merasa benar-benar gagal sebagai seseorang (orang tua, suami, istri)
2. Seperti melihat kebelakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan.
1. Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya.
0. Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3. Saya tidak puas dengan segalanya
2. Saya tidak lagi mendapat kepuasan dari apa pun.
1. Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0. Saya tidak merasa tidak puas.
E. Rasa bersalah
3. Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tidak berharga
2. Saya merasa sangat bersalah
1. Saya merasa buruk atau tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik.
0. Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak menyukai diri sendiri
3. Saya benci diri sendiri
2. Saya muak dengan diri sendiri
1. Saya tidak suka dengan diri sendiri
0. Saya merasa tidak kecewa
G. Membahayakan diri sendiri
3. Saya akan membunuh diri sendiri jika saya mempunyai kesempatan.
2. Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri.
1. Saya merasa lebih mati.
0. Saya tidak mempunyai pikiran mengenai membahayakan diri sendiri
H. Menarik diri dari sosial
3. Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada mereka semua.
2. Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit perasaan pada mereka.
1. Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0. Saya tidak kehilangan minat pada orang lain.


I. Keragu- raguan
3. Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2. Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan.
1. Saya berusaha mengambil keputusan
0. Saya membuat keputusan yang baik.
J. Perubahan gambaran diri
3. Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2. Saya merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan saya dan ini membuat saya tidak menarik.
1. Saya kwatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik.
0. Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk sari pada sebelumnya.
K. Kesulitan kerja
3. Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2. Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu.
1. Ini memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu.
0. Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya.
L. Keletihan
3. Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2. Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1. Saya lelah lebih dari yang biasanya
0. Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3. Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali.
2. Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1. Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya.
0. Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.
Penilaian :
0-4 depresi tidak ada atau minimal
5-7 depresi ringan
8-15 depresi sedang
≥16 depresi berat

Skala Depresi Geriatrik Yesavage
Skala ini adalah instrument yang disusun secara khusus digunakan lansia untuk memeriksa depresi (Yesavage & brink 1983) uang terdiri atas 30 pertanyaan.Jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai dengan poin 1.Nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi.
1. Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda ? (tidak)
2. Apakah anda telah banyak menghentikan aktivitas dan minat-minat anda ? (ya)
3. Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong ? (ya)
4. Apakah anda sering bosan ? (ya)
5. Apakah anda banyak menaruh harapan pada masa depan ? (tidak)
6. Apakah anda merasa terganggu dengan pemikiran bahwa anda tidak dapat lepas dari pikiran yang sama ? (ya)
7. Apakah anda cukup bersemangat dalam sebagian besar waktu ? (tidak)
8. Apakah anda takut bahwa suatu hal yang buruk akan menimpa anda ? (ya)
9. Apakah anda merasa gembira dalam sebagian besar waktu anda ? (tidak)
10. Apakah anda merasa tidak mungkin tertolong ? (ya)
11. Apakah anda sering menjadi gelisah atau sering mudah terkejut ?(ya)
12. Apakah anda lebih suka tinggal dirumah malam hari daripada keluar dan mengaejakan sesuatu yang baru ? (ya)
13. Apakah anda sering mengkwatirkan masa depan ? (ya)
14. Apakah anda berfikir bahwa memiliki masalah ingatan lebih banyak dari pada sebagian besar orang ? (ya)
15. Apakah anda berfikir bahwa tetap hidup saat ini merupakan suatu hal yang menyenangkan ? (tidak)
16. Apakah anda sering merasa tidak enak hati atau sedih ? (ya)
17. Apakah anda berfikir bahwa anda benar-benar tidak berharga saat ini ? (ya)
18. Apakah anda cukup sering khawatir mengenai masa lampau ?(ya)
19. Apakah anda merasa bahwa kehidupan itu menyenangkan ?(tidak)
20. Apakah sulit bagi anda untuk memulai suatu proyek baru ? (ya)
21. Apakah anda merasa diri anda penuh energy ? (tidak)
22. Apakah anda merasa bahwa situasi yang ada menggambarkan keputusan ?(ya)
23. Apakah anda berfikir bahwa sebagian besar orang lebih baik dari diri anda sendiri ? (ya)
24. Apakah anda sering menjadi kesal, dikarenakan suatu hal kecil ? (ya)
25. Apakah anda sering sering merasa menangis ?(ya)
26. Apakah anda mengalami kesulitan untuk brkonsentrasi ? (ya)
27. Apakah anda menikmati bangun pada pagi hari ? (tidak)
28. Apakah anda lebih suka menghindar perkumpulan sosial ? (ya)
29. Apakah mudah bagi anda untuk membuat sesuatu keputusan ? (tidak)
30. Apakah pemikiran atau benak anda sejernih masa-masa lampau ? (tidak)
Nilai 1 poin setiap respon yang cocok dengan jawaban “ya” atau “tidak” setelah pertanyaan.Penilaian : normal (5 ± 4) depresi ringan (15 ± 6) depresi berat (23 ± 5).

2.7 Pengkajian fungsi social
Hubungan lansia dengan keluarga sebagai peran sentral pada seluruh tingkat kesehatan dan kesejahteraan.Pengkajian system social dapat menghasilkan informasi tentang jaringan pendukung.Keluarga berperan besar terhadap anggota lainya, akibatnya tingkat keterlibatan dan dukungan keluarga tidak dapat diabaikan pada waktu penggumpulan data.
Sebagian besar perawatan jangka panjang terhadap lansia berasal dari keluarga karena membutuhkan dukungan fisik dan emosional.
APGAR Keluarga
Suatu alat skrining singkat yang digunakan mengkaji fungsi social lanjut usia. Adaptasi (adaptation), hubungan (partnership), pertumbuhan (growth), afeksi (affection), dan pemecahan (resolve).APGAR adalah aspek fungsi keluarga yang digunakan pada klien yang mempunyai hubungan social lebih intim dengan teman-temannya daripada keluarganya sendiri.Nilai kurang dari 3 menandakan disfungsi keluarga sangat tinggi, sedangkan nilai 4-6 disfungsi keluarga sedang.Instrument skrining ini digunakan oleh klien yang mengalami peristiwa hidup penuh stress.
1. Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya. (adaptasi)
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman) saya membicarakan sesuatu dan mengungkapkan masalah dengan saya. (hubungan)
3. Saya puas bahwa keluarga (teman) saya yang menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas. (pertumbuhan)
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman) saya mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai. (afek)
5. Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu bersama-sama.
Penilaian :
Pernyataan yang dijawab : selalu (poin 2), kadang-kadang (poin 1), hamper tidak pernah (poin 0).
















BAB 3
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Pengkajian multidimensional meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi tubuh, dan situasi social. Pengkajian yang difokuskan pada pengkajian unutk etiologi fisiologis, psikologis, dan lingkungan dari kondisi gangguan mental pada lanjut usia yag dirawat.























DAFTAR PUSTAKA


Anderson, E.T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta : EGC

Basford, Lynn. & Slevin, Oliver. (2006). Teori & Praktik Keperawatan Pendekatan Integral pada Asuhan Pasien. Jakarta : EGC

Ismayadi. (2004). Asuhan Keperawatan Dengan Reumatik (Artritis Treumatoid) Pada Lansia. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Kushariyadi. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Lanjut Usia dengan Demensia pada Home Care. Universita Muhammadiyah Malang

Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika

Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta: EGC

Potter, Patricia. A. & Anne Griffin Perry.(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC

Stanlet, Mickey. & Beare, Patricia Gauntlett. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi kedua.Jakarta : EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar