Jumat, 22 Agustus 2014

ASKEP DM

BAB 1
TINJAUAN TEORI

1.1 Tinjauan Teori
1.1.1 Pengertian

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

1.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

1.1.3 Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga

1.1.4 Patofisiologi

Defisiensi Insulin

glukagon↑ penurunan pemakaian
glukosa oleh sel

glukoneogenesis hiperglikemia

lemak protein glycosuria

ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis

ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi

↓ pH Hemokonsentrasi

Asidosis Trombosis

Aterosklerosis









1.1.5 Manifestasi klinis
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17. Hipertensi
1.1.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena
- Darah kapiler
Kadar glukosa darah puasa
- Plasma vena
- Darah kapiler
< 100 < 80 <110 <90 100-200 80-200 110-120 90-110 >200
>200

>126
>110

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

1.1.7 Penatalaksanaan
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan












BAB II
ASKEP TEORITIS

2.1 Pengkajian
2.1.1 Anamnesa

 Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
 Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
 Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
 Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
 Integritas Ego
Stress, ansietas
 Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
 Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
 Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
 Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
 Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
 Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

2.1.2 Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan
2. Gangguan integritas kulit
3. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
4. Resiko terjadi injury

2.1.3 Intervensi
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
 Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
 Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
 Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
 Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
 Pantau masukan dan pengeluaran
 Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung
 Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
 Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur
 Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
 Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut.
 Kaji tanda vital
 Kaji adanya nyeri
 Lakukan perawatan luka
 Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
 Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi
3. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
 Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
 Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
 Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
 Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
 Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
 Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
 Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
 Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
 Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
 Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
 Kolaborasi dengan ahli diet.
4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
Tujuan : pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injury
Intervensi :
 Hindarkan lantai yang licin.
 Gunakan bed yang rendah.
 Orientasikan klien dengan ruangan.
 Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
 Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi

2.1.4 Evaluasi
1. Volume cairan seimbang
2. Tidak terjadi gangguan integritas kulit
3. Nutrisi terpenuhi
4. Penurunan resiko injury atau tidak terjadi injury






BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1.1 Data umum
a. Identitas klien
Nama : Ny. M
Umur : 56 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Marital : Kawin
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Tani
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Ringinrejo - Kediri
Tanggal MRS : 16 April 2012
Tanggal Pengkajian : 17 April 2012
No Reg : 449514
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus, Anemia

b. Identitas Penanggung Jawab
Nama Penanggung : Tn . D
Umur : 33 tahun
Hub dengan Pasien : Anak
Pekerjaan : Tani
Alamat : Ringinrejo - Kediri

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan badan terasa lemas

b. Riwayat Penyakit Sekarang
± 2 hari ini kepala terasa pusing, badan terasa lemas, saat jalan sempoyongan. Kemudian oleh keluarga pasien dibawa ke IGD RS Baptis Kediri.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien memiliki riwayat DM tipe II sejak tahun 2010


d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular dan penyakit keturunan seperti penyakit DM, HT, Jantung ataupun Asma

Genogram

Ket : : Pria
: Wanita
: Pasien
: Hubungan Perkawinan
: Garis Keturunan
: Meniggal
: Tinggal Satu Rumah

e. Riwayat Sosiokultural
Hubungan pasien dengan keluarga baik, pasien tampak di kunjungi oleh keluarganya. hubungan pasien dengan petugas kesehatan baik, pasien kooperatif. Pasien ramah dengan pasien lainnya .
f. Review pola – pola sehat sakit
Saat ini pasien masih memikirkan tentang penyakitnya, sebab pasien dan keluarga berharap pasien bisa segera sehat kembali.
Pola fungsi kesehatan Gordon
1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Pengertian kesehatan menurut pasien adalah bila bisa melakukan aktifitas tanpa adanya gangguan. pengertian penyakit menurut pasien adalah cobaan dari Tuhan .



2. Pola nutrisi – metabolik
Di rumah
Pasien makan 3x sehari.
Dengan menu nasi, lauk pauk dan sayur. porsi makan di habiskan semua, tidak ada pantangan. Di Rumah Sakit
Pasien makan 3x sehari .
Dengan diet DM 1900 kkall + diet rendah protein 0,3 g, porsi makan di habiskan semua.

3. Pola eliminasi
Di rumah
BAB : ± 1 -2 x sehari
BAK : ± 4 – 5 x sehari
Di Rumah Sakit
BAB : 1 x sehari
BAK : terpasang kateter (800 cc), selama pengkajian

4. Pola aktivitas dan latihan
Di rumah
Aktivitas pasien dari pagi hingga malam ada di rumah bersama dengan keluarga . Di Rumah Sakit
Pasien hanya tiduran di tempat tidur . ke kamar mandi dan melakukan aktivitas lainnya dengan di bantu oleh perawat dan keluarga .

5. Pola koqnitif dan persepsi
1. Pasien mengatakan penglihatannya masih baik
2. Pasien mengatakan pendengarannya masih baik
3. Pasien mengatakan penciumannya masih baik
4. Pasien mengatakan pengecapannya masih baik
5. Pasien mengatakan masih bisa membedakan kasar dan halus
6. Pola persepsi – konsep diri
Pasien mengatakan sedih terhadap keadaannya yang harus berpengaruh pada kondisi kesehatannya. pasien berharap setelah dilakukan tindakan medis, keadaanya dapat kembali seperti semula
7. Pola tidur dan istirahat
Di rumah
Tidur malam : ± 7 jam/hari
Tidur siang : ± 2 jam/hari Di Rumah Sakit
Tidur malam : ± 5 – 6 jam/hari
Tidur siang : ± 2 jam/hari
8. Pola peran – hubungan
Pasien mengatakan di karuniai 3 orang anak dan 4 orang cucu dan 2 cicit. pasien berperan sebagai seorang ibu rumah tangga. hubungannya dengan keluarga, tetangga baik. di rumah sakit hubungannya dengan dokter dan perawat juga baik.
9. Pola seksual – reproduksi
Pasien berjenis kelamin perempuan, untuk kebutuhan seksual sejak sakit sudah tidak bisa seperti sebelumnya.
10. Pola toleransi stress – koping
Pasien mengatakan bila ada masalah selalu di bicarakan dengan keluarga nya.
11. Pola nilai – kepercayaan
Pasien beragama islam, rajin sholat. selama di rumah sakit, pasien menjalankan ibadah dengan berdoa saja di tempat tidur.

3.Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran komposmentis. Pasien terlihat lemah, terlihat pucat. terpasang IV NS 500 cc q 24 J
b. Tanda vital
Suhu : 37 ˚ c
Nadi : 80 x/mnt
Nafas : 20 x/mnt
Tekanan darah : 160/80 mmHg
c. Kepala
Inspeksi : Rambut hitam , bersih
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
d. Mata
Inspeksi : Simetris kanan kiri, konjungtiva pucat, sklera putih, reflek pupil +/+
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
e. Hidung
Inspeksi : Simetris kanan kiri, bersih
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
f. Telinga
Inspeksi : Simetris kanan kiri, bersih
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan

g. Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir kering, gigi bersih, tidak ada stomatitis
h. Leher
Inspeksi : Bersih, tidak tampak pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
i. Dada dan punggung
Inspeksi : bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris saat inspirasi maupun ekspirasi
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Auskultasi : tidak terdengar bunyi nafas tambahan
j. Abdomen
Inspeksi : bersih, bentuk rata, tidak terdapat bekas luka
Palpasi : timpani
Perkusi : terdapat nyeri tekan
Auskultasi : bising usus 7x/mnt
k. Ekstremitas
MMT : 5 5

5 5

Ket :
5 : Seluruh gerakan dapat dilakukan dengan baik tanpa ada kelemahan otot
l. Genetalia
Tidak terkaji
m. Anus
Tidak terkaji
4. DATA PENUNJANG ( pemeriksaan diagnostik ) :

1. Pemeriksaan darah lengkap (16 April 2012)
HGB 8.5 ( g/dl ) 11.4 – 15.1 Normal
RBC 2.90 ( 10^6 /ul ) 4.0 – 5.0 Normal
HCT 25.2 (%) 38.0 – 42.0 Normal
MCV 85.9 (FL) 80.0 – 97.0 Normal
MCH 31.3 (Pg) 26.0 – 32.0 Normal
MCHC 36.4+ (g/dl) 31.0 – 36.0 Naik
RDW - SD 38.7 ( FL ) 11.5 – 14.5 Naik
RDW – SV 12.6 (%) 11.5 – 14.5 Normal
WBC 7.35 (10^3 / ul ) 4.7 – 11.3 Normal
2. Pemeriksaan Kimia Darah (17 April 2012)
Glukosa puasa 141 74 – 106 mg/dl
Glukosa 2 JPP 157 < 6,5 %

3. Pemeriksaan Kimia Klinik (16 April 2012)
Na 146
K+ 4.88
Bun 43
Creat 3.07
Alkaliphospat 282
SGOT 21
SGPT 34
5.DATA TAMBAHAN ( Pelaksanaan )

IV NS 500 cc Q 12 J
Tensivask 5 mg-0-0
Tonar II TID
Furosemid 40 mg-0-0 PO
Levemir 10 unit SC
Novorapid 4 unit SC TID


















B. ANALISA DATA
1. Analisa Data

Data Etiologi Masalah Kolaboratif / Keperawatan
DS :
Pasien mengatakan badannya
terasa lemas.
DO :
1. Pasien tampak lemah
2. Pasien tampak lelah
3. GD 2 JPP : 157

DS :
Pasien mengatakan selalu merasa haus
DO :
1. Pasien tampak lemah
2. Turgor kulit menurun
3. Pasien terlihat pucat Defisiensi insulin

Glukagon meningkat

Glukoneogenesis



Penurunan pemakaian glukosa oleh sel

Hiperglikemia

Glycosuria

Osmotic Diuresis


Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh






Kekurangan cairan elektrolit





















2. Daftar masalah kolaboratif / diagnosa keperawatan

NO. Tanggal / jam ditemukan Masalah kolaboratif / diagnosa keperawatan Tanggal / jam teratasi
1.







2.





16 April 2012







16 April 2012





Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan tubuh yang ditandai dengan pasien mengatakan badannya terasa lemah, pasien tampak lemah, pasien tampak lelah, diet DM 1900 kkall + diet rendah protein 0,3 g , GD 2 JPP : 157.

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretik osmotik sekunder pada hiperglikemia yang ditandai dengan pasien mengatakan haus, pasien tampak lemah, turgor kulit menurun , pucat.



C. Perencanaan

No Masalah kolaboratif / diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Rencana Rasional Ttd
1.

















2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan tubuh yang ditandai dengan pasien mengatakan badannya terasa lemah, pasien tampak lemah, pasien tampak lelah, diet DM 1900 kkall + diet rendah protein 0,3 g , GD 2 JPP : 157.







Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretik osmotik sekunder pada hiperglikemia yang ditandai dengan pasien mengatakan haus, pasien tampak lemah, turgor kulit menurun , pucat.
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, Nutrisi tubuh terpenuhi secara adekuat dengan kriteria hasil :
- Pasien senang bila makan
- Nafsu makan meningkat
-Porsi makan yang diberikan selalu habis










Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, cairan tubuh terpenuhi secara adekuat dengan kriteria hasil :
- Pasien mengatakan tidak haus dan tidak lemas.
- Turgor kulit baik.
- Haluaran urin tepat secara individu 1. Pantau jumlah dan jenis intake dan output pasien

2. Anjurkan untuk makan makanan dengan porsi kecil tapi sering
3. Jelaskan pengertian intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan

4. Catat status nutrisi pasien : turgor kulit, timbang berat badan, riwayat mual muntah.
5. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit


6. Ukur tanda – tanda vital pasien


1. Pantau suhu warna kulit atau kelembapan.
2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan terapi sesuai indikasi (IV NS 500 mg Q 12 Jam)
3. Ukur tanda – tanda vital pasien 1. Mengetahui jenis dan jumlah asupan cairan yang penting bagi pasien
2. Mengurangi dilatasi gaster

3. Untuk membantu pasien dan keluarga memahami tantang penting nya nutrisi
4. Membantu menentukan keseimbangan cairan yang tepat

5. Untuk memberikan diet yang adekuat sesuai dengan kebutuhan pasien yang mendukung proses penyembuhan
6. Mengetahui perkembangan kondisi pasien secara umum

1. Memantau adanya dehidrasi.

2. Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan volume cairan.
3. Mengetahui kondisi perkembangan pasien secara umum





D. Implementasi

TGL/ JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI
16 April 2012
08.00






12.00



17 April 2012
08.00






12.00 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan tubuh yang ditandai dengan pasien mengatakan badannya terasa lemah, pasien tampak lemah, pasien tampak lelah, diet DM 1900 kkall + diet rendah protein 0,3 g , GD 2 JPP : 157.




Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretik osmotik sekunder pada hiperglikemia yang ditandai dengan pasien mengatakan haus, pasien tampak lemah, turgor kulit menurun , pucat.


1. Mengukur tanda – tanda vital pasien
S : 37 ˚ C
P : 80 x/menit
N : 20 x/menit
TD : 160/80 mmHg
2. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering


1. Mengukur tanda – tanda vital pasien
S : 37 ˚ C
P : 80 x/menit
N : 20 x/menit
TD : 120/80 mmHg
2. Memantau suhu, kulit dan kelembaban













E. Evaluasi

TGL/JAM DIAGNOSA E V A L U A S I
16 April 2012
08.00





17 April 2012
12.00





16 April 2012
08.00




17 April 2012
12.00


Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan tubuh yang ditandai dengan pasien mengatakan badannya terasa lemah, pasien tampak lemah, pasien tampak lelah, diet DM 1900 kkall + diet rendah protein 0,3 g , GD 2 JPP : 157.








Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretik osmotik sekunder pada hiperglikemia yang ditandai dengan pasien mengatakan haus, pasien tampak lemah, turgor kulit menurun , pucat.





S : Pasien mengatakan masih terasa mual
O : Pasien masih tampak lemah, Pasien hanya makan setengah porsi
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi nomor
1,2,3,4,5,6

S : Pasien mengatakan mual muntah berkurang
O : Pasien sudah mau makan sedikit, ekspresi wajah rileks
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi no
2,5,6

S : Pasien mengatakan merasa haus dan terasa lemas
O : Pasien terlihat lemas
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi no
1,2,3

S : Pasien mengatakan masih merasa
haus dan masih terasa lemas
O : Pasien terlihat lemas
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi no 1,2




DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, lynda juall (1998). Diagnosa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Syaifuddin,Drs. (1997). Anatomi Fisiologi.Edisi 2. EGC:Jakarta.
Marilyn,E. Doengus.2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta
Brunner & Suddart, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2 Jakarta, EGC
Manjoer, A, et al, 2000, Kapita selekta kedokteran, edisi 3, Jakarta, Medika aeusculapeus
Suryono Slamet, et al, 2001, buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 2, edisi , Jakarta, FKUI







Tidak ada komentar:

Posting Komentar