Rabu, 11 April 2012

Ketika Di Tolak

Kolose 3:13 “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”



Rasanya sulit jika Anda ditolak, terutama bila yang menolak adalah seseorang yang Anda cintai. Mungkin salah satu dari anak-anak Anda, pasangan Anda, atau teman dekat.

Tetapi Alkitab mengatakan Anda perlu mengampuni orang itu karena Allah sudah lebih dulu mengampuni Anda.

Kunci untuk mampu mengampuni orang lain ada dalam ayat hari ini. Kuncinya adalah dengan mengingat apa yang Tuhan sudah lakukan bagi Anda. Bila Anda ingat apa yang Yesus Kristus lakukan untuk Anda, maka Anda memiliki kekuatan untuk memaafkan orang lain.

Jika Anda berpegang pada rasa sakit, maka itu hanya akan berakhir dengan menyakiti diri Anda sendiri. Bila Anda tidak mengampuni orang lain, Anda menciptakan kepahitan dan kemarahan dalam diri Anda. Ini akan menggerogoti Anda dari dalam dan menguras energi Anda, membuat Anda lelah sepanjang waktu. Setiap kali Anda mulai merasa kepahitan terhadap seseorang, ingatlah apa yang Yesus lalukan di kayu salib, bagaimana Dia mengasihi Anda dan Dia rela untuk memberikan nyawa-Nya sehingga dosa-dosa Anda dapat diampuni. Dia ditolak dan dihina saat Dia tergantung di sana, tapi Dia melihat semua orang dan berdoa, “Bapa, ampunilah mereka. Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan” (Lukas 23:34)

Dalam kelemahlembutan dan kerendahan hati yang lengkap, Yesus memberikan nyawa-Nya karena Dia mencintai Anda. Dia tidak memikirkan diri-Nya sendiri, Dia sedang memikirkan Anda. Petrus berkata, “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.” (1 Petrus 2:23)



Definisi pengampunan ditemukan dalam dua kata dalam ayat itu: “menyerahkannya kepada Dia.” Anda membiarkan Tuhan bekerja dan membuat hal-hal menjadi benar. Pengampunan bukan tentang mempercayai orang itu lagi atau melupakan segala sesuatu yang terjadi. Ini tentang menempatkan situasi di tangan Tuhan, bukan mencari kesempatan untuk balas dendam atau menyimpan dendam. Dalam kelemahlembutan dan kerendahan hati yang lengkap, Yesus memberikan nyawa-Nya karena Dia mencintai Anda.

Dia tidak memikirkan diri-Nya sendiri, Dia sedang memikirkan Anda. Petrus berkata, “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.” (1 Petrus 2:23)

3 Karakter

Mau Menjadi Wortel Telur Atau Kopi

Seorang wanita yang baru saja menikah, datang pada ibunya dan mengeluh soal tingkah laku suaminya. Setelah pesta pernikahan, baru ia tahu karakter asli sang suami: keras kepala, suka bermalas-malasan, boros, dsb. Wanita muda itu berharap orangtuanya ikut menyalahkan suaminya. Namun betapa kagetnya dia karena ternyata ibunya diam saja. Bahkan sang ibu kemudian malah masuk ke dapur, sementara putrinya terus bercerita dan mengikutinya. Sang ibu lalu memasak air. Setelah sekian lama, air mendidih. Sang ibu menuangkan air panas mendidih itu ke dalam 3 gelas yang telah disiapkan.



Di gelas pertama ia masukkan TELUR. Di gelas kedua, ia masukkan WORTEL. Dan di gelas ketiga, ia masukkan KOPI.

Setelah menunggu beberapa saat, ia mengangkat isi ketiga gelas tadi, dan hasilnya:

WORTEL yang KERAS menjadi LUNAK, TELUR yang mudah PECAH menjadi KERAS, dan KOPI menghasilkan aroma yang HARUM.



Lalu sang ibu menjelaskan: “Nak, MASALAH DALAM HIDUP ITU BAGAIKAN AIR MENDIDIH. Namun, bagaimana sikap kitalah yang akan menentukan dampaknya. Kita bisa menjadi:

Lembek seperti wortel. Mengeras seperti telur. Atau harum seperti kopi.

Jadi, wortel dan telur bukan mempengaruhi air … mereka malah berubah oleh air, sementara kopi malah mengubah air, membuatnya menjadi harum.”

Dalam tiap masalah, selalu tersimpan mutiara iman yang berharga. Sangat mudah untuk bersyukur saat keadaan baik-baik saja. Tapi apakah kita dapat tetap percaya saat pertolongan Tuhan seolah tidak kunjung datang?

Hari ini kita belajar ada 3 reaksi orang saat masalah datang. Ada yang menjadi lembek, suka mengeluh, dan mengasihani diri sendiri. Ada yang mengeras, marah dan berontak pada Tuhan. Ada juga yang justru semakin harum, menjadi semakin kuat dan percaya padaNYA.

Ada kalanya Tuhan sengaja menunda pertolonganNYA. Apa tujuannya??? Agar kita belajar percaya dan setia! Karena tidak pernah ada masalah yang tidak bisa Tuhan selesaikan

Senin, 09 April 2012

surat terakhir

waktu terus berjalan, tak sadar sudah 1 tahun q pergi dan tidak pernah menemuinya.saat itu q ingat, saat q mengucapkan salam perpisahan, baik q ato pun dy saling bertatap-tatapan dengan mata yg berkaca-kaca,saat itu, q pikir itu adalah akhir dari perjalanan hidupku,saat mengucapkan kata itu, hatiku bnar" tersayat, tp harus bagaimana?saat itu kami memang harus berpisah.


beberpa bulan kemudian, q menyadari bahwa potongan jiwaku hilang, q merasa kepingan kebahagiaanku tidak lengkap,q bertanya," mengapa??". saat itu q sedang mengalami suatu cobaan yg besar, n tidak ada yg menemaniku saat itu, q cuma bisa diam, n menangis.saat itu q bertanya kepada Tuhan, "kenapa??". saat q tidak memperoleh jawaban yg pasti, q cuma bisa pasrah.


q divonis dokter menderita kelainan darah yg parah, dan taruhannya adalah nyawa, dokter bilang sudah terlambat, sakitku sudah parah tidak ada obat.saat mendengarnya, hatiku terpukul berat, disaat seperti itu q tidak bisa berbuat apa-apa, hanya diam.


q menulis surat kepada Tuhan, "jika ini sudah jalanku, q terima, q tau mngkn ini lebih baik.jujur Tuhan, q terpukul, q blm bisa memberikan apa" kepada org yg aku kasihi setidakny Tuhan, berilah q cukup waktu buat membahagiakan org tuaku".


hari berikutny q jalanin kehidupan dengan kegembiraan, walau sebenarnya hatiku tersayat, q menulis surat buat org yg q sayangi, org tua n sodara"ku. "maaf aku tidak memberitahu kalian tentang semua ini, q tau susah buat kalian buat menerima kenyataan, jd q cuma bisa bilang q sayang kalian, jika ada kehidupan kedua, q hnya mau punya keluarga seperti kalian yg sayang padaku"



beberapa mnggu kemudian q memberitahu tentang rahasiaku kepada teman baikku, ia shock dan marah kepadaku, q tidak berani menatapnya, karena matany yang berkaca-kaca, "satu hal yang ingin q mnta kepadamu sebelum kematianku", tungasku, "q hanya minta setelah q pergi berikanlah surat yang q tulis kepada orang yang q sayangi, q meletakkannya di meja belajarku.katakan kepada mereka bahwa q sayang pada mereka".temanku menangis dan memelukku, "q tau ini berat, tapi kamu harus bisa rela'in q pergi".



hari terakhirku, q mnta teman baikku untuk menemaniku menghadapi kematianku di kamarku, saat itu q meminta dia menulis sebuah surat lagi, kali ini buat orang yang q cintai, maap q membuatmu sakit, saat itu q tidak berniat buat melepaskanmu, tapi q harus melepaskanmu, q tau saat itu kau org yg slalu menemaniku, bahkan disaat terberatku, q melepaskanmu karena q terlalu sayang kepadamu, waktu itu q tau, waktuku sudah tidak lama lagi, makanya aku harus melepasmu, jujur, sampai saat ini q masih sayang padamu, mungkin disaat kamu membaca surat ini, q sudah pergi, maaf tidak memberi tahumu lebih awal. satu hal yang ingin q lihat, q hanya ingin melihat senyummu sebelum aku pergi, tapi q tahu,kau bahkan tidak mau menemuiku setelah kejadian itu", mataku tiba-tiba gelap, jantungku berhenti berdetak, suara temanku sudah hampir tak terdengar, q pergi menghadap Tuhan, dengan penyesalan yang dalam, karena saat q merasa kehilangan, q tidak bisa mempertahankannya.