Senin, 09 April 2012

surat terakhir

waktu terus berjalan, tak sadar sudah 1 tahun q pergi dan tidak pernah menemuinya.saat itu q ingat, saat q mengucapkan salam perpisahan, baik q ato pun dy saling bertatap-tatapan dengan mata yg berkaca-kaca,saat itu, q pikir itu adalah akhir dari perjalanan hidupku,saat mengucapkan kata itu, hatiku bnar" tersayat, tp harus bagaimana?saat itu kami memang harus berpisah.


beberpa bulan kemudian, q menyadari bahwa potongan jiwaku hilang, q merasa kepingan kebahagiaanku tidak lengkap,q bertanya," mengapa??". saat itu q sedang mengalami suatu cobaan yg besar, n tidak ada yg menemaniku saat itu, q cuma bisa diam, n menangis.saat itu q bertanya kepada Tuhan, "kenapa??". saat q tidak memperoleh jawaban yg pasti, q cuma bisa pasrah.


q divonis dokter menderita kelainan darah yg parah, dan taruhannya adalah nyawa, dokter bilang sudah terlambat, sakitku sudah parah tidak ada obat.saat mendengarnya, hatiku terpukul berat, disaat seperti itu q tidak bisa berbuat apa-apa, hanya diam.


q menulis surat kepada Tuhan, "jika ini sudah jalanku, q terima, q tau mngkn ini lebih baik.jujur Tuhan, q terpukul, q blm bisa memberikan apa" kepada org yg aku kasihi setidakny Tuhan, berilah q cukup waktu buat membahagiakan org tuaku".


hari berikutny q jalanin kehidupan dengan kegembiraan, walau sebenarnya hatiku tersayat, q menulis surat buat org yg q sayangi, org tua n sodara"ku. "maaf aku tidak memberitahu kalian tentang semua ini, q tau susah buat kalian buat menerima kenyataan, jd q cuma bisa bilang q sayang kalian, jika ada kehidupan kedua, q hnya mau punya keluarga seperti kalian yg sayang padaku"



beberapa mnggu kemudian q memberitahu tentang rahasiaku kepada teman baikku, ia shock dan marah kepadaku, q tidak berani menatapnya, karena matany yang berkaca-kaca, "satu hal yang ingin q mnta kepadamu sebelum kematianku", tungasku, "q hanya minta setelah q pergi berikanlah surat yang q tulis kepada orang yang q sayangi, q meletakkannya di meja belajarku.katakan kepada mereka bahwa q sayang pada mereka".temanku menangis dan memelukku, "q tau ini berat, tapi kamu harus bisa rela'in q pergi".



hari terakhirku, q mnta teman baikku untuk menemaniku menghadapi kematianku di kamarku, saat itu q meminta dia menulis sebuah surat lagi, kali ini buat orang yang q cintai, maap q membuatmu sakit, saat itu q tidak berniat buat melepaskanmu, tapi q harus melepaskanmu, q tau saat itu kau org yg slalu menemaniku, bahkan disaat terberatku, q melepaskanmu karena q terlalu sayang kepadamu, waktu itu q tau, waktuku sudah tidak lama lagi, makanya aku harus melepasmu, jujur, sampai saat ini q masih sayang padamu, mungkin disaat kamu membaca surat ini, q sudah pergi, maaf tidak memberi tahumu lebih awal. satu hal yang ingin q lihat, q hanya ingin melihat senyummu sebelum aku pergi, tapi q tahu,kau bahkan tidak mau menemuiku setelah kejadian itu", mataku tiba-tiba gelap, jantungku berhenti berdetak, suara temanku sudah hampir tak terdengar, q pergi menghadap Tuhan, dengan penyesalan yang dalam, karena saat q merasa kehilangan, q tidak bisa mempertahankannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar