Jumat, 22 Agustus 2014

askep ca ovarium

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Teori
1.1.1 Definisi

1. Kanker ovarium adalah tumor ganas yang tumbuh pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar melalui system getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru – paru.
2. Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali. (Apotik Online dan Media Informasi Obat-Penyakit. Hal.2 di akses tgl 20-7-2009).
3. Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006)
4. Kanker ovarium disebut sebagai “the silent lady killer” karena sulit diketahui gejalanya sejak awal. Sebagian besar kasus kanker ovarium terdiagnosis dalam stadium yang sudah lanjut. Kebanyakan kanker ovarium ini berawal dari kista. (Colombo N,Parma G, et al. Role of conservative surgeri in ovarian cancer 2005)
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur.dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali.




1.1.2 Anatomi Fisiologi
a. Anatomi


Alat kelamin luar
1) Mons pubis
Mons pubis adalah jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simpisis pubis.Mons banyak mangandung banyak kelenjar sebasea (minyak) dan ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar dan ikal pada masa pubertas, yakni sekitar satu sampai dua bulan sebelum wanita haid.
2) Labia mayora
Labia mayora sangat sensitis terhadap sentuhan, nyeri dan suhu tinggi.Hal ini di akibatkan adanya saraf – saraf yang menyebar luas, yang juga berfungsi selama rangsangan seksual.
3) Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang memanjang kearah bawah dari bawah kritoris ddan menyatu dengan fourchette. Sementara bagiian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan media labia minora sama dengan mukosa vagina : merah muda kemerahan dan memungkinkan labia minora membengkak, bila ada stimulus emosional atau stimulus spesifik. Kelenjar – kelenjar labia minora juga melumasi vulva.Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora sensitif, sehingga meningkatkan fungsi erotiknya.Ruangan di antara labia minora disebut vestibulum.
4) Kritoris
Kelenjar sebasea kritoris menyekresi sigma, suatu substansi lemak seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon (senyawa organic yang memfasilitasi komunikasi olfaktorius dengan anggota lain pada spesies yang sama untuk membangkitkan respon tertentu, yang dalam hal ini adalah stimulasi erotis pada pria). Fungsi utama kritoris adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
5) Prepusium kritoris
Dekat sambungan anterior, labia minora kanan dan kiri memisah menjadi bagian media dan lateral.Bagian lateral menyatu dibagian atas kritoris dan membentuk prepusium, penutup yang berbentuk seperti kait. Bagian media menyatu dibagian bawah kritoris untuk membentuk frenulum. Kadang – kadang prepusium menutupi kritoris. Akibatnya, daerah ini terlihat seperti suatu muara yang dapat disalah artikan sebagai meatus uretra, bila perawat tidak mengidentifikasi struktur – struktur dalam vulva dengan seksama.Usaha memasukan kateter ke daerah yang sensitif ini dapat menimbulkan rasa yang tidak nyaman.
6) Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan tranversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengah di bawah orifisium vagina.
7) Perineum
Perineum adalah daerah muscular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus.

Alat kelamin dalam

1) Ovarium
Sebuah ovarium yang terletak disisi uterus, dibawah dan di belakang tuba falopi. Ovarium memiliki sal yang sama (homolog) dengan testisPada pria. Ukuran dan bentuk setiap ovarium menyerupai sebuah almon berukuran besar.Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat menjadi dua kali lipat untuk sementara.Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal.Sebelum menarche permukaan ovarium licin.Setelah maturitas seksual luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar.Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan hormon dan memproduksi hormon.
2) Tuba fallopi
Panjang tuba kira – kira 0,6 cm. Setiap tuba mempunyai lapisan peritoneum di bagian luar, lapisan otot tipis di bagian tengah dan lapisan mukosa dibagian dalam. Lapisan mukosa terdiri dari bagian sel – sel kolumnar, beberapa di antaranya bersilia dan yang lain mengeluarkan sekret. Lapisan mokusa paling tipis saat menstruasi.
Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum.Tonjolan – tonjolan infundibulum yang menyerupai jari (fibria) menarik ovum kedalam tuba dengan gerakan – gerakan seperti gelombang.
3) Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular pipih, cekung yang Nampak mirip buah pir terbalik.Pada wanita dewasa berat uterus ialah 60 g (2 ons).Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan padat.
4) Dinding uterus
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu endometrium.Miometrium dan peritoneum parietalis. Endometrium mengandung banyak pembuluh darah ialah suatu lapisan membran mukosa yang terdiri dari tiga lapisan : lapisan permukaan padat, lapisan tengah jaringan ikat berongga dan lapisan dalam padat menghubungkan endometrium dengan miometrium. Miometrium yang tebal tersusun atas lapisan – lapisan serabut otot polos yang membentang ketiga arah (longitudinal, tranversal dan oblik). Peritoneum palietalis adalah suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus uteri kecuali seperempat permukaan anterior bagian bawah, dimana terdapat kandung kemih dan serviks.
5) Serviks
Bagian paling bawah uterus adalah serviks atau leher. Panjang serviks sekitar 2,5 – 3 cm. Serviks terutama disusun oleh jaringan ikat fibrosa serta sejumlah kecil serabut otot dan jaringan elastis. Serviks pada wania nulipara mempunyai bentuk seperti kumparan yang hampir seperti kerucut bundar, dan agak padat.Karateristik serviks yang paling signifikan ialah kemampuannya merenggang pada saat melahirkan anak pervaginan.
6) Kanal
Dua kavum di dalam uterus disebut kanal serviks.Kanal uterus pada wanita tidak hamil ditekan oleh dinding otot yang tebal, sehingga kanal hanya merupakan suatu ruangan potensial, datar dan membentuk segitiga.

7) Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu merenggang secara luas. Karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina, panjang dinding anterior vagina 7,5 cm sedangkan panjang dinding posterior sekitar 9 cm.

b. Fisiologi
Wanita pada umumnya mempunyai dua indung telur, masing - masing di kanan dan kiri rahim.Ovarium terletak pada lapisan belakang Ligamentum Latum. Ovarium besarnya kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira - kira 4 cm, lebar dan tebal kurang lebih 1,5 cm. Sebagian besar ovarium berada diintraperitoneal dan tidak dilapisi peritoneal. Sebagian kecil ovarium berada didalam Ligamentum Latum, dan di sini masuk pembuluh darah darah dan saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang Ligamentum Latum dengan ovarium dinamakan mesovarium.
Menurut strukturnya ovarium terdiri dari :
1) Korteks disebelah luar yang diliputi oleh Epitelium Germinativum yang berbentuk kubik, dan didalam terdiri dari : Tunika Albugine, jaringan ikat di sela - sela jaringan lain, strome, Folikel, de Graaf dal sel-sel granulosum
2) Medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh - pembuluh darah, serabut - serabut saraf, dan sedikit otot polos.
Adapun fungsi ovarium yaitu menghasilkan sel telur ( ovum ) yang matang, menghasilkan dan mensekresi estrogen, progesterone, dan ikut serta mengatur siklus haid.

1.1.3 Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, adapun penyebab dari kanker ovarium yaitu:
1. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
2. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium.Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen.Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
Faktor Resiko :
1. Diet tinggi lemak
2. Merokok
3. Alcohol
4. Penggunaan bedak talk perineal
5. Riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium
6. Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium
7. Nulipara
8. Infertilitas
9. Menstruasi dini
10. Tidak pernah melahirkan

1.1.4Klasifikasi
Jenis kanker ovarium meliputi :
a. Epithelial (65% dari semua kanker ovarium).
Tumor epiteal ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, namun jika terjadi keganasan maka disebut epitelial ovarium carcinomas yang merupakan jenis tumor yang paling sering dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker ovarium.Gambaran tumor epitelial secara mikrokopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker, dinamakan sebagai tumor borderline atau tumor yang berpotensi ganas.
Berikut adalah beberapa kanker epithelial :
1) Serosa (20%-50%, kebanyakan ganas)
2) Muscinosa (15%-25%, dapat tumbuh hingga ukuran besar, histologinya bervariasi)
3) Endometrioid (5%, sekitar 10% berhubungan dengan endometriosisi)
4) Clear cell (5%, prognosisnya sangat buruk)
5) Brenner (2%-3%, kebanyakan jinak)
b. Germ cell (25% dari semua kanker ovarium).
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum, umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan sel germinal adalah teratoma, disgermioma dan tumor sinus endodermal.


Germ cell terdiri atas :
1) Disgermioma
2) Mixed germ cell tumor
3) Teratoma imatur
4) Koriokarsinoma
5) Endodermal sinus tumor
6) Embrional karsinoma
c. Sex cord stromal (5% dari semua kanker ovarium) terdiri atas sel granulosa tumor. Tipe lainnya adalah sertoli-leydig.
Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan.

Klasifikasi stadium kanker ovarium berdasarkan FIGO (International Federation of Gynecology and Obstetrics
Stadium I terbatas pada 1 / 2 ovarium
I A Mengenai 1 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
I B Mengenai 2 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)
I C Kriteria I A / I B disertai 1 > lebih keadaan sbb :
1. Mengenai permukaan luar ovarium
2. Kapsul rupture
3. Ascites (+)

Stadium II perluasan pada rongga pelvis
II A Mengenai uterus / tuba fallopi / keduanya
II B Mengenai organ pelvis lainnya
II C Kriteria II A / II B disertai 1 / > keadaan sbb :
1. Mengenai permukaan ovarium
2. Kapsul ruptur
3. Ascites (+)
Stadium III kanker meluas mengenai organ pelvis dan intraperitoneal
III A Makroskopis : terbatas 1 / 2 ovarium
Mikroskopis : mengenai intraperitoneal
III B Makroskopis : mengenai intraperitoneal diameter < 2 cm, KGB (-) III C 1. Meluas mengenai KGB 2. Makroskopis mengenai intraperitoneal diameter > 2 cm
Stadium IV pertumbuhan mengenai 1 / 2 ovarium dengan metastasis jauh.
Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke permukaan liver.

Derajat keganasan kanker ovarium
1) Derajat 1 : differensiasi baik
2) Derajat 2 : differensiasi sedang
3) Derajat 3 : differensiasi buruk
Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih baik.

1.1.5Patofisiologi
Tumor ganas ovarium yang bersal dari epitel permukaan tipe serosa 50 – 60%, tipe endometroid dan musinosa 10 – 20 %, tipe clear cell 5%, dan tipe tidak berdiffferensiasi 10 – 15%. Tipe musinosa paling sering ditemukan pada wanita usia tua dibanding tipe tipe serosa dan endometroid. jenis neoplasma jinak yang diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya perubahan hormon estrogen dan progesteron juga hormon hipofise yang biasanya mengakibatkan terjadinya inflamasi/peradangan saat imunitas tubuh menurun. Tumor sel stroma berasal dari mesenkim ovarium dan menghasilkan hormon yang dapat berubah menjadi ganas tergantung tipe sel.
Sel tumor granulosa dengan atau tanpa komponen sel theoa tumor tersering pada kelompok ini.Thecoma jarang dan biasanya jinak.Keduanya .menghasilkan estrogen yang disebut mesenkim feminizing. Efeknya tergantung pada usia wanita, dapat terjadi pubertas prekots, pendarahan inter menstruasi atau pasca menopause.











Pathway





































1.1.6 Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis terutama berupa rasa tidak enak perut bawah atau tenesmus, pada stadium awal dapat timbul asites; dengan cepat kanker tumbuh melampaui kavum pelvis hingga ke abdomen hingga teraba massa; haid tidak teratur, dapat timbul perdarahan per vaginam
Tanda & Gejala pada pasien Kanker Ovarium, Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
1. Haid tidak teratur
2. Ketegangan menstrual yang terus meningkat
3. Menoragia
4. Nyeri tekan pada payudara
5. Menopause dini
6. Rasa tidak nyaman pada abdomen
7. Dyspepsia
8. Tekanan pada pelvis
9. Sering berkemih
10. Flatulenes
11. Rasa begah setelah makan makanan kecil
12. Lingkar abdomen yang terus meningkat

1.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan hispatologis yang dilakukan dengan :
a) Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik)
Pada saat anamnesis pasien akan ditanya (diwawancarai) secara lisan mengenai sakit yang dirasakan beserta sejarah penyakitnya (jika ada) yang akan dicatat dalam rekam medik.
b) Pemeriksaan USG untuk dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan kristik.
c) Tes laboratorium
Tes alkaline phospatase (atau disingkat ALP), yaitu suatu tes laboratorium di mana kadar ALP yang tinggi menunjukkan adanya sumbatan empedu atau kanker yang telah bermetastasis ke arah hati atau tulang
d) Penanda tumor (tumor marker)
Cancer antigen 125 (CA 125). Pada pasien penderita kanker ovarium sering ditemukan peningkatan kadar CA 12
e) X-ray
X-ray merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan memancarkan gelombang lalu mengukur serapannya pada bagian tubuh yang sedang diperiksa tulang akan memberikan warna putih, jaringan akan memberikan warna keabuan, sedangkan udara memberikan warna hitam
f) Pencitraan lain
1) Magnetic Resonance Imaging (MRI). Prinsip kerja MRI adalah memvisualisasikan tubuh, termasuk jaringan dan cairan, dengan menggunakan metode pengukuran sinyal elektromagnetik yang secara alamiah dihasilkan oleh tubuh.
2) Position Emission Tomography (PET SCAN). PET SCAN bekerja dengan cara memvisualisasikan metabolisme sel-sel tubuh. Sel-sel kanker (yang berkembang lebih cepat daripada sel hidup) akan memecah glukosa lebih cepat/banyak daripada sel-sel normal.
g) CT SCAN, merupakan alat diagnosis noninvasif yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam tubuh.
h) Scanning radioaktif.
i) Ultrasound
Ultrasound (atau juga disebut ultrasonografi, echografi, sonografi, dan sonogram ginekologik) merupakan teknik noninvasif untuk memperlihatkan abnormalitas pada bagian pelvis atau daerah lain dengan merekam pola suara yang dipantulkan oleh jaringan yang ditembakkan gelombang suara.
j) Endoskopi
Endoskopi merupakan pemeriksaan ke dalam suatu organ/rongga tubuh menggunakan alat fiberoptik.Hasil pemeriksaan dapat berupa adanya abnormalitas seperti bengkak, sumbatan, luka/jejas, dan lain-lain.

1.1.8 Penatalaksanaan
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi.Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6 seri dengan interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efek samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler.
Metode terapi utama yaitu :
1. Kemoterapi dengan pemanasan intraperitoneal: melalui insisi perkutan dimasukkan dua tabung silicon intraperitoneal, satu diletakkan di permukaan hati subdiafragma, satu lagi di resesus posterior kavum pelvis, ujungnya difiksasi di dinding abdomen. Obat yang diinfuskan biasanya FU, DDP, CTX dll. di dalam 3000-4000cc larutan garam faal. Sebelumnya larutan itu dipanaskan hingga 42°C, dan upayakan temperatur itu dipertahankan. Lalu melalui satu tabung silicon dialirkan ke rongga abdomen, setelah 8-12 jam larutan dikeluarkan lewat tabung yang lainnya. Kecepatan pemberian adalah 500cc per jam. Setiap minggu dilakukan 1-2 kali. Efek buruknya berupa sakit perut, untuk itu dapat serentak diberikan lidokain intraperitoneal.
2. Imunoterapi intraperitoneal: masukkan tabung ke rongga pelvis, abdomen, suntikkan obat kemoterapi, 1-2 kali per minggu, serentak disuntikkan imunomodulator, umumnya digunakan vaksen kuman Serratia marcescen(S311), 1cc per kali. Pasca injeksi dapat timbul demam yang mencapai 39oC, 2-3 jam kemudian reda spontan. Demam pertanda respons imun bekerja, tidak akan berdampak buruk.
3. Krioablasi argon-helium: terhadap massa ovarium, tidak peduli itu lesi primer atau metastasis rongga pelvis dan dinding abdomen, dapat memakai krioablasi argon-helium. Metode ini setara dengan operasi debulking, rudapaksa bagi pasien jauh lebih keci dibandingkan operasi.
4. Terapi intra-arteri: melalui arteri femoralis dimasukkan kateter hingga mencapai arteri ovarial, suntikkan emulsi campuran kemoterapi (misal DDP) dan lipiodol. Jepang melaporkan terapi dengan cara ini, setelah 1 bulan massa ovarium menyusut rata-rata 49%. Kami sering mengombinasikan cara ini dengan krioablasi argon-helium. Seorang pasien dari kota Shenyang di RRC, usia 56 tahun, kavum pelvis penuh dengan tumor disertai asites, setelah terapi intra-arteri dan krioablasi argon-helium, lesi lenyap total, hingga kini 18 bulan tidak tampak kekambuhan.

Penatalaksanaan yang lain yaitu melalui operasi pengangkatan :
a. Jika kanker belum menyebar ke luar ovarium, hanya dilakukan pengangkatan ovarium yang terkena dan mungkin dengan tuba falopiinya (saluran indung telur).
b. Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya.
c. Jika kanker telah menyebar ke luar ovarium, maka dilakukan pengangkatan kedua ovarium dan rahim, serta kelenjar getah bening dan struktur di sekitarnya.




1.1.9 Komplikasi
1) Penyebaran kanker ke organ lain
2) Progressive function loss of various organs Fungsi progresif hilangnya berbagai organ
3) Ascites (fluid in the abdomen) Ascites (cairan di perut)
4) Intestinal Obstructions Usus Penghalang
5) Sel-sel dapat implan di lain perut (peritoneal) struktur, termasuk rahim, kandung kemih, usus, lapisan dinding usus (omentum) dan, lebih jarang, ke paru-paru.

1.2 Tinjauan Teori Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
Amnanesa
a) Data diri klien
b) Data biologis/fisiologis : keluhan utama, riwayat keluhan utama
c) Riwayat kesehatan masa lalu
d) Riwayat kesehatan keluarga
e) Riwayat reproduksi : siklus haid, durasi haid
f) Riwayat obstetric : kehamilan, persalinan, nifas, hamil
g) Data psikologis/sosiologis : Reaksi emosional setelah penyakit diketahui
h) Pemeriksaan fisik
1) Aktifitas istirahat
Gejala :
a) Kelemahan / keletihan
b) Perubahan pada pola tidur
c) Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri,ansietas,keringat malam
d) Pekerjaan / profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan ,tingkat stress tinggi
2) Integritas ego
Gejala :
a) Faktor stress,merokok,alcohol
b) Menunda mencari pengobatan
c) Masalah tentang lesi / cacat, pembedahan
d) Menyangkal diagnosis, putus asa


3) Eliminasi
Gejala :
a) Pada kanker Ovarium terdapat tanda haid tidak teratur,sering berkemih,menopouse dini dan menorrhagia.
b) Dispepsia,rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar abdomen yang terus meningkat.
4) Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope
5) Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala :
a) Adanya nyeri, derajat bervariasi dari nyeri tingkat ringan s/d berat (dihubungkan dengan proses penyakit )
b) Nyeri tekan pada payudara
6) Keamanan
Gejala : Pemajanan pada zat kimia, toksik dan karsinogen
Tanda : Demam,ulserasi
7) Seksualitas
Gejala : Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun,mempunyai banyak pasangan seksual, aktifitas seksual dini.
8) Interaksi social
Gejala :
a) Ketidaknyamanan / kelemahan sistem pendukung
b) Riwayat perkawinan,dukungan dan bantuan
c) Masalah tentang fungsi dan tanggung jawab peran

1.2.2 Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis.
2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan pernafasan akibat penekanan asites pada diafragma.
3) Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan gangguan GI akibat adanya kanker metastasis.
4) Ansietas berhubungan dengan stres akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.




1.2.3 Rencana Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis.
Tujuan : Dalam 2x 24 jam rasa nyeri berkurang
Kriteria Hasil : Setelah diberi tindakan keperawatan skala nyeri berkurang
Intervensi :
a) Kolaborasi tindakan pembedahan untuk pengangkatan kanker.
Rasional :Pembedahan bertujuan untuk menghilangkan faktor utama penyebab nyeri.
b) Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.
Rasional :Menghilangkan rasa nyeri
c) Atur posisi senyaman mungkin.
Rasional :Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri
d) Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.
Rasional : Merelaksasi otot – otot tubuh
e) Kaji tingkat dan intensitas nyeri.
Rasional :Mengidentifikasi skala dan perkembangan nyeri

2) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan gangguan pernafasan akibat penekanan asites pada diafragma.
Tujuan : Mengembalikan pola nafas klien menjadi normal kembali
Kriteria Hasil :
a. Klien tidak mengeluh sesak
b. RR normal kembali antara 20 x/mnt
c. Klien tidak terlihat cemas dan gelisah
Intervensi :
a. Batasi aktivitas dan mobilisasi klien
Rasional :Istirahat dapat mengurangi konsumsi O2 klien
b. Mengistirahatkan klien dengan posisi semifowler
Rasional :Posisi semi fowler menambah ruang ekspansi dada
c. Longgarkan baju klien
Rasional :Baju klien yang longgar mempermudah klien dalam bernafas
d. Kolaborasi pemberian terapi oksigen
Rasional :Terapi oksigen dibutuhkan jika klien membutuhkan O2 lebih
e. Tenangkan klien
Rasional :Jika klien tenang maka konsumsi O2 semakin efisien

3) Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan gangguan GI akibat adanya kanker metastasis.
Tujuan : Dalam 2x 24 jam nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil : mual (-), nafsu makan pasien meningkat, berat badan stabil, penambahan berat badan progresif
Intervensi :
a. Pantau masukan makanan setiap hari.
Rasional :Mengidentisifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi.
b. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya protein kaya nutrient, dengan masukan cairan adekuat.
Rasional : Kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan produk sisa).
c. Dorong penggunaan suplement dan makan sering atau lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari
Rasional : Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan kalori dan protein adekuat.
d. Kontrol factor lingkungan. Hindari terlalu terlalu manis, berlemak, atau makanan pedas.
Rasional :Dapat mentriger respons mual muntah.
e. Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajenasi, latihan sedang sebelum makan.
Rasional : Dapat mencegah awitan atau menurunkan beratnya mual, penurunan anoreksia, dan memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral.
f. Identifikasi pasien yang mengalami mual atau muntah yang diantisipasi.
Rasional :Mual atau muntah psikogenik terjadi karena perubahan lingkungan pengobatan atau rutinitas pasien pada hari pengobatan mungkin efektif.

4) Ansietas berhubungan dengan stres akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
Tujuan : Dalam 2x 24 jam klien tidak terlihat cemas dan gelisah
Kriteria hasil : Berkurangnya rasa takut, klien tahu dan mengerti tentang keadaan dirinya, klien dapat melakukan manajemen stress terhadap kondisinya
Intervensi :
a. Dengarkan dengan seksama apa keluh kesah klien
Rasional : Dengan mendengarkan keluh kesah klien maka akan mengurangi stress klien
b. Berikan solusi yang relevan
Rasional :Solusi relevan sangat dibutuhkan klien
c. Berikan informasi tentang kesehatan klien
Rasional :Informasi tentang keadaan klien sangat dibutuhkan
d. Temani klien dalam memutuskan sesuatu
Rasional :klien membutuhkan teman untuk berbagi
e. Berikan humor ringan kepada klien
Rasional :Humor sangat diperlukan klien untk mengurangi stress yang dirasakanya

1.2.4 Evaluasi
1) Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan
2) Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.
3) Tidak adanya tanda-tanda disfungsi seksual
4) Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi seksual.
5) Mengidentifikasi kepuasan / praktik seksual yang diterima dan beberapaalternatif cara mengekspresikan keinginan seksual












Daftar pustaka

Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Martenitas Edisi 4. Jakarta: EGC
Smeltzer, bare. 2002. Keperawatan Medika Bedah. Vol 2.ed 8.Jakarta: EGC
Suddarth and Brunner. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. Jakarta: EGC
http://saktyairlangga.wordpress.com/2011/11/18/asuhan-keperawatan-kanker-ovarium/
http://midcare.blogspot.com/2012/02/ca-ovairium.html
http://ainicahayamata.wordpress.com/nursing-only/keperawatan-maternitas/askep-ca-ovarium-serviks/
http://lutfianuraini.blogspot.com/2012/12/asuhan-keperawatan-wanita-dengan.html















1 komentar:

  1. terimakasih banyak sob, sangat membantu sekali...

    http://landongobatherbal.com/obat-herbal-kanker-ovarium/

    BalasHapus